Wabup Buka Mini Lokakarya Percepatan Penurunan Angka Stunting Kecamatan Belitang

Belitang, Madah Sekadau – Dalam rangka percepatan penurunan stunting, Dinas Kesehatan PP & KB menyelenggarakan lokakarya di gedung pertemuan Kantor Camat Belitang, Selasa (29/11/2022).

Wakil Bupati Sekadau, Subandrio selaku Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) hadir dan membuka langsung kegiatan tersebut yang bertajuk Mini Lokakarya Percepatan Penurunan Angka Stunting Kecamatan Belitang. Belitang menjadi Kecamatan terakhir pelaksanaan kegiatan ini di tingkat Kecamatan yang ada di Kabupaten Sekadau. Peserta lokakarya terdiri dari Anggota TPPS Kecamatan Belitang diantaranya Kepala Desa, petugas kesehatan Puskesmas dan Pustu serta Tim Penggerak PKK.

Turut hadir pada kegiatan ini M. Fatris dari Satgas Percepatan penurunan Stunting Provinsi Kalimantan Barat, Kepala Bidang Pengendalian Penduduk Penyuluhan dan Penggerakan Dinas Kesehatan Pp & KB, OPD yang tergabung dalam Tim Percepatan Penurunan Stunting, Camat Belitang beserta jajarannya, serta Forkopimka Kecamatan Belitang.

Subandrio dalam sambutannya menyampaikan kasus stunting di Kabupaten Sekadau mengalami penurunan dan pemerintah akan terus berupaya menekan pertumbuhan kasus sesuai dengan target nasional untuk tahun 2024 prevalensi stunting pada angka 14 persen.

“Dari tahun 2021 hingga tahun 2022 kita melihat ada penurunan tingkat stunting di Kabupaten Sekadau dari 26,44 persen, sekarang dibulan november ini turun menjadi 21.60 persen. Ini menunjukan bahwa kinerja kawan-kawan disemua tingkatan sudah baik. 2023 harus berada di 18 persen dan 2024 pada 14 persen”, ungkapnya.

Kecamatan Belitang merupakan penyumbang terkecil tingkat stunting yaitu sebesar 19 persen. Adanya lokakarya ini kembali mengingatkan dan memperkuat TPPS agar tidak lengah dan bekerja optimal.

“Tahun depan akan kita gencarkan peran Tim Pendamping keluarga (TPK) karena mereka ini dilapangan yang akan mendatangi keluarga-keluarga yang sedang hamil atau merencanakan berkeluarga agar anak yang mereka lahirkan tidak stunting”, katanya.

Terkait peran serta berbagai pihak, Subandrio menyampaikan satu hal yang mengejutkan yaitu kurang optimalnya pelayanan Puskesmas pembantu (Pustu) diwilayah Kabupaten Sekadau.

“Dari 200 an Pustu yang ada di Sekadau, tetapi yang efektif bekerja hanya 23. Tentu ini persoalan bagi kita, pustu ini penting untuk mengontrol pertumbuhan anak”, ungkapnya kesal.

Dinas Kesehatan PP & KB melalui Bidang Pengendalian Penduduk gencar menggelar aksi penurunan stunting. Berdasarkan dataindonesia.id tingkat Prevalensi balita yang mengalami stunting di Indonesia sebanyak 24,4% pada 2021 dan Kalimantan Barat masuk dalam tujuh provinsi di Indonesia dengan tingkat stunting tinggi.

Penurunan angka stunting dalam rangka mendukung program nasional untuk mewujudkan generasi berkualitas, menyongsong Indonesia emas dengan SDM yang unggul. (MadahSekadau/AS/AK)

Bagikan :
error: Konten di Proteksi